Hem….
Matahari
baru mulai menghujam di balik gedun pencakar langit. Tapi jalan-jalan sudah di
penuhi pengikut setianya. Anak-anak, remaja, orang dewasa hingga sesepuh. Semua
“setia” pengguna jalan.
Anak-anak
ramai berjalan di trotoar berdesakan mencari bus menuju sekolahnya. Pekerja
kantoran rapi dengan rambut klimisnya kemeja panjangnya, yang akan kusut
berebut bus. Semua kendaraan beratrung di jalan raya merebutkanmenjadi juara. Semua
berdesakan.hingga terciptalah macet.
Macet
adalah hal yang biasa di jumpai di kota-kota besar ketika jam-jam sibuk.
Seperti jam pagi dari anak sekolah berangkat, jam para orang dewasa berangkat
sama halnya dengan sore hari yang tak jauh berda dengan pagi bedanya ini karena
para orang-orang berebut untuk pulang. Macet deh…
Jaman
dulu macet karena komo….inget jaman dulu ada lgu gara-gara komo lewat jalanan
macet. Tapi jaman sekarang itu menjadi benar karena penyebab macet adalah si
komo. Si orang-orang yang tak mau mematuhu peraturan lalu lintas adalah si
komo. Jadi kalau ada oarng di jalan mau pejalan kaki, mau yang naik sepeda,
naik angkutan umum, atau bahkan para orang-orang kaya yang menggunakan mobil
super mewah mereka yang tidak mau taat peraturan di jalan raya adalah si
komo-komo jamam globalisasi.
Kaya gini! Pasti jadi sebel!
Semua orang juga lihat itu kan lampu hijau, kenapa bisnya harus berhenti?
Pasti ini di belakang bis itu mobil, jadi...
Semua
mobil ikut berhenti, lalu orang-orang jadi ikut-ikutan, nyetop kendaraannya
sembarangan.
Itu
bikun macet kan?
Berhenti
mendadak juga bikin mavet lho….
Kaya
gini ceritanya
Si
Ibu si penginnya berhenti eh dari arah berlawanan si bapak nggak sabar wat
jalan, akhire jadi gini deh…
Lalu
berakhir dengan begini…
Semua
berebut deh, jalan penuh sesak….jadi macet deh
Berarti
itu menjadi tanda penyebab macet itu Si Komo, Si Komo, Orang yang nggak tahu aturan
jalan, jalannya mungkin punya dia kali. Si Komo Si komo, kapan kau sadar kalau
jalan itu milik bersama, emang lagunya si Andra Jalan mu Bukan jalan ku Jalan
Mu bukan jalan ku, yak an jalan milik bersama jadi sama-sama ja nggak usah pake
rebutan kali…
Tapi kadang kala ada juga orang yang
nggak bawa apa-apa tapi songong. Songong ngrasa jalan miliknya, nyebrang
sembarangan .
Beginih nih…
Itu
kan bukan tempat untuk menyebrang tapi tetap aja nyebrang? Udah bikin macet
terus juga bahaya buat dirinya! Menyebrang lah di tempat yang sudah di
tentukan, terus mengentikan bus atau kendaraan umum di tempatnya yang memang
sudah di tentukan dong…
Biar
nggak macet, trus bagi bapak-bapak yang pekerjaannya itu sebagai yang mulia
mengantarkan orang ke tempat tujuan alias sopir ya jangan mentang-mentang
kasian biar orang nggak jalan jauh jadi manut aja jika di stop di jalan yang
bukan tempat untuk berhentikan kendaraan umum….
Terus terakhir harapan
buat pihak yan berwenang semakin disiplin dalam menindak pelanggar! Mungkin contoh
ketegasannya adalah dengan pemberian sanksi, seperti di suruh bantuin petugas
kebersihan jalan, kebersihan sungai, bantuin ngerapiin tempat-tempat umum,
berapa lamanya itu ya tergantung besar kecilnya kesalahan si pelanggar aja.
Dan
untuk sementara kendaraannya ya di tahan aja sampai tugas bener-bener udah
benar. Lalu nih pas pertama mereka ketahuan melanggar atauran lalu lintas yang
menyebabkan macet mending tampang mereka di siarin di televisi atau di Koran
atau web dari kepolisisan, ya pokoknya media, biar semua orang lihat wajah yang
sering melanggar dan jangan pandang bulu, jadi warga tahu kalau pihak dari
kepolisian memang memberantas benar benar sesuai, nggak main-main dan nggak
pandang bulu.