selamat datang

Sabtu, 02 Juli 2016

HELPNONA WRITING CONTEST BERHENTI! MENJADI PENGEMIS CINTA


Beberapa hari yang lalu, beberapa sahabat saya bertanya tentang kapan saya akan pergi “malam mingguan”kaya anak muda jaman sekarang, katanya, sekedar nongkrong mencari pacar. Mmhh.. pertanyaan yang berat untuk saya jawab :). Terus terang, jaman sekarang ini dan usia saya sudah kena lampu hijau untuk ukuran standar mencari pacar. Dan orang tua pun tidak melarag pacaran, Tapi tunggu dulu, usia seseorang tidak bisa  menjamin kematangan seseorang, baik cara pandang maupun pemikiran.
Lalu aku pun bertanya tentang pacaran apa itu pacaran? Sahabatku berpendapat pacaran itu jika cowok dan cewek saling suka, lalu salah satunya nyatain cinta dan yang satunya menerimanya, itu berarti udah pacaran. Lalu kegiatan mereka itu  jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan
“Apa iya pacaran hanya sekadar itu? Yakin? Apa nggak ada yang namanya menuntut adanya sentuhan fisik yang tak seharusnya?” Tanyaku
Dia hanya tersenyum tipis, mungkin mengiyakan
Kontak fisik sebelum pernikahan? Apa itu benar? Apa itu bisa melindungi kita sebagai perempuan? Itu tanda cinta? Apa dengan itu, perempuan dihargai?
Bukan rahasia lagi kalau di jaman yang katanya modern ini, sentuhan fisik yang berlebihan bahkan menjurus seks sudah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Sahabat saya hanya diam? Lalu pergi, entah sudah berapa hari tak tampak lagi dia berkenjung kerumah, lalu suatu siang..
Dia dengan wajah sangat bersedih datang ke rumah saya dengan berderai deras air mata. hingga dia mengagetkan dengan kata
“Saya ingin mati saja. Buat apa saya hidup lebih lama lagi jika begini keadaannya? Saya ingin bunuh diri!.”
Mengapa?
Mengapa tercetus keinginan yang sebegitu dasyat tersebut? Apakah memang hidup sangat memuakkannya hingga ingin segera mengakhiri? Apakah hidup tidak berarti hingga harus segera dihentikan?
Usut punya usut, ternyata dia baru putus cinta dengan pacarnya. Mereka putus dengan alas an sang pacar bertemu dengan orang ketiga yang katanya lebih dan lebih ketimbang sahabat saya itu. Akhirnya. Dan pada alhirnya Sahabat saya ditinggalkannya Sahabat saya merasa kecewa berat dan ingin bunuh diri karenanya.
“Buat apa kamu bunuh diri hanya karena putus cinta?”
“bukan sekedar putus,lebih dari itu. Kau tak tahu apa saja yang sudah ku korbankan untuk bisa berpacaran dengan diakan! Saya ingin mati saja karena saya sangat mencintai dia. Rasanya hidup ini tidak akan indah lagi jika dia tidak ada di sisi saya.”
“Alamak emang dia siapa? Secakep apa dia? Sekaya apa dia? Atau apa saja lebihnya? Atau ada hal lain yang kau tutupi hingga kau ingin mati hanya karena putus?””
“Karena aku telah memberikan semuanya, hingga yang emeng nggak seharusnya, yak kau tahulah…”
Beberapa hari yang lalu baru saja dia menasehati ku agar cepat mencari pacar, katany agar bisa saling mengenal? Sudah terlanjur kaya gini, apa ya yang dikenal? Tadi malam baru saja membaca di web http://www.helpnona.com/kabarnona/writing-contest-helpnona-2016 berisi tetang menghargai diri sendiri terutama jadi perempuan, lalu di web lain ada juga tulisan, katanya dalam buku The Art of Loving, atau Seni Mencinta, Erich Fromm menulis bahwa para manusia modern sesungguhnya adalah orang-orang yang menderita. Penderitaan tersebut diakibatkan karena kehausan mereka untuk dicintai oleh orang lain. Mereka berusaha keras melakukan apa saja agar dapat dicintai. Anak-anak muda akhirnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas karena mereka ingin dicintai dan diterima oleh kawan-kawan sebayanya.
Melihat sahabat ku sedih, dia menyerahkan semuanya, bahkan tubuhnya, lalu setal itu ditinggal dengan alasan yang menyakitkan, apa itu untungnya pacaran? Bagi para waita tentunya. Masa iya gue mau jadi wanita bodoh kaya itu, mana didikan timur dari abah sama emak.help me nona... apa yang harus gue pilih!
Kemarin berfikir, oke mereka mungkin benar, aku harus mulai mencari pacar, tapi bukan berarti mengambil pacar sembarang, aku harus punya prinsip, mana yang boleh dilakukan mana yang nggak selama pacaran, aku harus milih “pacaran sehat” tubuh aku emang nggak seindah gitar spayol tapi wajib dilindungi. Mending jadi High Quality Jomblo yang pandai memanfaatkan masa kesendiriannya. Waktu, pikiran, tenaga, dan isi dompetnya nggak dihabisin buat ngurusin cinta yang nggak sehat. Gue nggak akan ngemis cinta hingga harus mencari-cari pacar. Tapi bukan berarti nggak mau pacaran, tapi memilih mencari pacaran sehat ala help nona.
Cinta sebenarnya tidak buta, cinta adalah sesuatu yang murni, luhur dan diperlukan. Yang membuatnya buta ialah, bila cinta itu menguasai dirimu tanpa pertimbangan. menjadikan kamu bodoh. Gue nggak mau bodoh!
mending kasih pengumuman tapi jangan bilang-bilang polisi ya. Entar gue didatengin pasukan 88, di sini artinya Jomblo Idaman FBI (Female Bidikan Insanberbudi). gue nunggu pacar yang mengajak pacaran sehat, dan teman-teman yang mau pacaran sehat.

http://www.helpnona.com/kabarnona/writing-contest-helpnona-2016 . - See more at: http://www.helpnona.com/kabarnona/writing-contest-helpnona-2016#sthash.PgNHuhsH.dpuf


Senin, 14 September 2015

Awas Si Komo Lewat Jalanan Macet!


Hem….
Matahari baru mulai menghujam di balik gedun pencakar langit. Tapi jalan-jalan sudah di penuhi pengikut setianya. Anak-anak, remaja, orang dewasa hingga sesepuh. Semua “setia” pengguna jalan.
Anak-anak ramai berjalan di trotoar berdesakan mencari bus menuju sekolahnya. Pekerja kantoran rapi dengan rambut klimisnya kemeja panjangnya, yang akan kusut berebut bus. Semua kendaraan beratrung di jalan raya merebutkanmenjadi juara. Semua berdesakan.hingga terciptalah macet.
Macet adalah hal yang biasa di jumpai di kota-kota besar ketika jam-jam sibuk. Seperti jam pagi dari anak sekolah berangkat, jam para orang dewasa berangkat sama halnya dengan sore hari yang tak jauh berda dengan pagi bedanya ini karena para orang-orang berebut untuk pulang. Macet deh…
Jaman dulu macet karena komo….inget jaman dulu ada lgu gara-gara komo lewat jalanan macet. Tapi jaman sekarang itu menjadi benar karena penyebab macet adalah si komo. Si orang-orang yang tak mau mematuhu peraturan lalu lintas adalah si komo. Jadi kalau ada oarng di jalan mau pejalan kaki, mau yang naik sepeda, naik angkutan umum, atau bahkan para orang-orang kaya yang menggunakan mobil super mewah mereka yang tidak mau taat peraturan di jalan raya adalah si komo-komo jamam globalisasi.
Kaya gini! Pasti jadi sebel!
Semua orang juga lihat itu  kan lampu hijau, kenapa bisnya harus berhenti? Pasti ini di belakang bis itu mobil, jadi...




Semua mobil ikut berhenti, lalu orang-orang jadi ikut-ikutan, nyetop kendaraannya sembarangan.
Itu bikun macet kan?
Berhenti mendadak juga bikin mavet lho….
Kaya gini ceritanya
Si Ibu si penginnya berhenti eh dari arah berlawanan si bapak nggak sabar wat jalan, akhire jadi gini deh…
Lalu berakhir dengan begini…




Semua berebut deh, jalan penuh sesak….jadi macet deh
Berarti itu menjadi tanda penyebab macet itu Si Komo, Si Komo, Orang yang nggak tahu aturan jalan, jalannya mungkin punya dia kali. Si Komo Si komo, kapan kau sadar kalau jalan itu milik bersama, emang lagunya si Andra Jalan mu Bukan jalan ku Jalan Mu bukan jalan ku, yak an jalan milik bersama jadi sama-sama ja nggak usah pake rebutan kali…
            Tapi kadang kala ada juga orang yang nggak bawa apa-apa tapi songong. Songong ngrasa jalan miliknya, nyebrang sembarangan .
Beginih nih…






Itu kan bukan tempat untuk menyebrang tapi tetap aja nyebrang? Udah bikin macet terus juga bahaya buat dirinya! Menyebrang lah di tempat yang sudah di tentukan, terus mengentikan bus atau kendaraan umum di tempatnya yang memang sudah di tentukan dong…
Biar nggak macet, trus bagi bapak-bapak yang pekerjaannya itu sebagai yang mulia mengantarkan orang ke tempat tujuan alias sopir ya jangan mentang-mentang kasian biar orang nggak jalan jauh jadi manut aja jika di stop di jalan yang bukan tempat untuk berhentikan kendaraan umum….


Terus terakhir harapan buat pihak yan berwenang semakin disiplin dalam menindak pelanggar! Mungkin contoh ketegasannya adalah dengan pemberian sanksi, seperti di suruh bantuin petugas kebersihan jalan, kebersihan sungai, bantuin ngerapiin tempat-tempat umum, berapa lamanya itu ya tergantung besar kecilnya kesalahan si pelanggar aja.
Dan untuk sementara kendaraannya ya di tahan aja sampai tugas bener-bener udah benar. Lalu nih pas pertama mereka ketahuan melanggar atauran lalu lintas yang menyebabkan macet mending tampang mereka di siarin di televisi atau di Koran atau web dari kepolisisan, ya pokoknya media, biar semua orang lihat wajah yang sering melanggar dan jangan pandang bulu, jadi warga tahu kalau pihak dari kepolisian memang memberantas benar benar sesuai, nggak main-main dan nggak pandang bulu.